Asuhan Keperawatan

Dunia Askep dan Tips Trik Komputer: Intelegensi

Welcome to My Blog

Selamat Datang di Blog Ini.
Blog ini masih dalam masa perkembangan dan menuju kesempurnaan, agar blog ini lebih berkembang mohon Kritik dan Sarannya.

Blogger sangat berterima kasih karena ANDA mau mengunjungi Blog ini.

"Blog ini tidak akan berkembang tanpa dukungan dan kerja sama dari ANDA."

Terima kasih!!


Mau Jadi Publisher (Penerbit) atau Advertiser (Pemasang) IKLAN??? Klik disini..!!!


Mau berbisnis?? Klik link-link di bawah ini!!

Mau Dapat Uang Gratis, Download caranya disini...

AdsenseCamp

Graha DBS

Anda Pengunjung Ke :

Buku Tamu Blogger

Dimohon ke pada para pengunjung Blog ini untuk mengisi "BUKU TAMU BLOGGER" yang ada di sebelah kanan agar blogger tahu bahwa Anda bukan robot yang mengunjungi blog ini..

Kamis, 29 April 2010

Intelegensi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Intelegensi merupakan kemampuan manusia yang bersifat potensial. Oleh karena itu, pemikiran yang aktif merupakan kekuatan yang bersifat fungsional. Akhirnya, berpikir merupakan suatu perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup sebagai manusia.
Kemampuan manusia berpikir mempunyai fungsi untuk mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya, kemudian membentuk konsep-konsep untuk memecahkan masalah-masalah sebagai tugas pokok dan akhirnya membentuk tingkah laku yang nyata dalam usaha mencapai tujuannya. Manusia meresapnya, mengecamkan rangsangan yang ditangkap oleh inderanya, menyimpan untuk waktu yang lama, kemudian mereproduksinya sebagai perbuatan mengingat. Pembentukkan konsep dilakukan dengan membentuk pengertian, kemudian membentuk pendapat, untuk akhirnya memperoleh kesimpulan dengan ringkas, intelegensi meliputi pengertian, penemuan sesuatu yang baru, keyakinan hati, dan pengertian terhadap diri sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengidentifikasi intelegensi/akal sebagai suatu daya/potensi manusia
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi/akal
3. Mengidentifikasi hubungan intelegensi dengan IQ, bakat dan kreatifitas
4. Mengidentifikasi pengukuran intelegensi

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengidentifikasi intelegensi/akal sebagai suatu daya/potensi manusia
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi/akal
3. Untuk mengidentifikasi hubungan intelegensi dengan IQ, bakat dan kreatifitas
4. Untuk mengidentifikasi pengukuran intelegensi


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INTELEGENSI
Menurut David Wechsler, intelegensi adalah kemampuan untuk brtindak secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapt diamati secara langsung melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhui intelegensi adalah;
1. Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan korelasi nilai tes IQ dari suatu keluarga sekitar 0,50.Sedangkan diantar dua anak kembar,korelasi nilai tes IQ nya sangat tinggi sekitar 0,90.Bukti lainnya adalah pada anak diadopsi IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40-0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya dan hanya 0,10-0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya.selanjutnya bukti pada anak kembar dibearkan secara terpisah IQ mereka tetap berkolerasi sangat tinggi walaupun munkin mereka tidak pernh selagi kenal.
2. Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-cirinya pada dasarnya sudah dibaw ejak lahir ternyata lingkungan sanggup menimbulkan prubahan-prubajan yang berarti. intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sanga dipengaruhi oleh giziyang dikomsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsanganyan bersifat kognitif emosonal dan lingkungn yan memegang peranan yang amat penting.




C. HUBUNGAN INTELEGENSI DENGAN IQ, BAKAT, dan KREATIFITAS
a. Intelegensi Dan IQ
Orang sering kali menyamakan arti intelegensi dengan IQ padahal kedua istilah ini mempunyiai perbeaan arti yang sangat mendasar. Arti intelegensi sudah dijelaskan didepan, sedangkan IQ untuk tingkatan dari intelegensi Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Denan demikian IQ hanya membrikn skor indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (mental age) dngan umur kronologik (kronologikal age). Bila kemempuan inivdu dalam mmecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia saat itu (umur kronologis) maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
b. Intelegensi dan Bakat
Intelegeni merupakan suatu konsep mengenai kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut bakat (aptitude). Karena suatu tes Intelegensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini. Maka bakat tidak dapat segera diketahui leat tes intelegensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat/aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Exmination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau InterestInterest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Survey.
c. Intelegensi dan Kreatifitas
Kreatifitas merupakan salah satu ciri dari prilaku yang intelegen karena kreatifitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreatifitas dan intelegensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreatifitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan intelegensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreatifitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreatifitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreatifitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreatifitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes intelegensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalamberbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

D. PENGUKURAN INTELEGENSI
Pada tahun 1904, Alfred Binot dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanay adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa intelegensi tidak hanya terdiri dari satu faktor umum saja (general factor), tetai juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori Wechsler Intelligence Scale for Children untuk anak-anak.
Disamping alat-alat tes diatas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur dimana alat tes tersebut dibuat.



















BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
1. Intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
2. Intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi adalah faktor bawaan atau keturunan dan faktor lingkungan.

B. KRITIK DAN SARAN
1. Diperlukan banyak literatur untuk melengkapi informasi tentang intelegensi.
2. Segera periksakan tingkat IQ, anda??



DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id/kumpulanartikelpsikologi
Harianti, Deasy, 2008, Metode Jitu Meningkatkan Daya Ingat, Penerbit: Tangga Pustaka, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Graha DBS n Th3 Hack3r

AdsenseCamp