Asuhan Keperawatan

Dunia Askep dan Tips Trik Komputer: Asuhan Keperawatan Urtikaria

Welcome to My Blog

Selamat Datang di Blog Ini.
Blog ini masih dalam masa perkembangan dan menuju kesempurnaan, agar blog ini lebih berkembang mohon Kritik dan Sarannya.

Blogger sangat berterima kasih karena ANDA mau mengunjungi Blog ini.

"Blog ini tidak akan berkembang tanpa dukungan dan kerja sama dari ANDA."

Terima kasih!!


Mau Jadi Publisher (Penerbit) atau Advertiser (Pemasang) IKLAN??? Klik disini..!!!


Mau berbisnis?? Klik link-link di bawah ini!!

Mau Dapat Uang Gratis, Download caranya disini...

AdsenseCamp

Graha DBS

Anda Pengunjung Ke :

Buku Tamu Blogger

Dimohon ke pada para pengunjung Blog ini untuk mengisi "BUKU TAMU BLOGGER" yang ada di sebelah kanan agar blogger tahu bahwa Anda bukan robot yang mengunjungi blog ini..

Selasa, 13 April 2010

Asuhan Keperawatan Urtikaria

LANDASAN TEORI
URTIKARIA

A.DEFENISI
Urtikaria atau lebih dikenal dengan biduran adalah suatu gejala penyakit berupa gatal-gatal pada kulit disertai bercak-bercak menonjol (edema ) yang biasanya disebabkan oleh alergi.
Urtikaria merupakan gejala klinis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai dengan adanya pembentukan bilur – bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. (robin graham, brown,2205)
Urtikaria yaitu keadaan yang ditandai dengan timbulnya urtika atau edema setempat yang menyebabkan penimbulan diatas permukaan kulit yang disertai rasa sangat gatal ( ramali, ahmad, 2009 )
B. EPIDEMILOGI
Urtikaria dapat terjadi pada semua ras. Kedua jenis kelamin dapat terkena, tapi lebih sering pada wanita usia pertengahan. Urtikaria kronik idiopatik terjadi dua kali lebih sering pada wanita dari pada laki-laki. Urtikaria akut lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi pada usia dewasa.
C. ETIOLOGI
Berdasarkan kasus-kasus yang ada, paling banyak urtikaria di sebabkan oleh alergi, baik alergi makanan, obat-obatan,dll.
-Jenis makan yang dapat menyebabkan alergi misalnya: telur, ikan, kerang, coklat, jenis kacang tertentu, tomat, tepung, terigu, daging, sapi, udang, dll
-Jenis obat-obatan yang menimbulkan alergi biasanya penisilin, aspirin, bromide, seru, vaksin, dan opium.
-Bahan-bahan protein yang masuk melalui hidung seperti serbuk kembang, jamur, debu dari bulu burung, debu rumah dan ketombe binatang.
-Pengaruh cuaca yang terlalu dingin atau panas, sinar matahari, tekanan atau air.
-Faktor psikologis pasien misalnya: Krisis emosi
D. ANATOMI DAN FISIOLOGIS KULIT
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lender yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi; didalamnya terdapat ujung saraf peraba,membanu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan exkretori, sekretori dan abrorpsi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan:
1. Epidermis atau kutikula
2. Dermis atau korium
Epidermis tersusun atas epitalium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak; selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.
Lapisan Epidermal. Lapisan tanduk terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis.
Stratum korneum. Selnya tipis, datar, seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan.
Stratum lusidum. Selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.
Stratum granulosum. Selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan juga granulosum.
Zona Garminalis terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapis sel apitel yang berbentuk tegas .
Sel beduri, yaitu sel dengan fibrin halus yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di dalam lapisan ini, sehingga setiap sel seakan-akan berduri.
Sel basal, yang terus menerus memproduksi sel epidermis baru.
Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastic. Dermis tersusun papil-papil kecil yang terisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler.
Ujung akhir saraf sensoris, yaitu putting teraba, terletak didalam dermis.Kelenjar keringat ada yang disebut pori dan kelenjar serumen.
Pelengkap kulit
Rambut, kuku, dan kelenjar sebaseus dianggap sebagai tambahan pada kulit.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Timbulnya bintik-bintik merah atau lebih pucat pada kulit. Bintik-bintik merah ini dapat mengalami edema sehingga tampak seperti benjolan.
2. Sering disertai rasa gatal yang hebat dan suhu yang > panas pada sekitar benjolan tersebut.
3. Terjadi angiodema, dimana edema luas kedalam jaringan subkutan, terutama disekitar mata, bibir dan di dalam orofaring.
4. Adanya pembengkakan dapat menghawatirkan, kadang-kadang bisa menutupi mata secara keseluruhan dan mengganggu jalan udara untuk pernafasan.


F. BENTUK-BENTUK KLINIS URTIKARIA
a. URTUKARIA AKUT
Urtikaria akut hanya berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. Yang sering terjadi penyebabnya adalah:
a. Adanya kontak dengan tumbuhan ( misalnya jelatang ), bulu binatang/makanan.
b. Akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan,kerangan-kerangan dan strouberi.
c. Akibat memakan obat misalnya aspirin dan penisilin.
b. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa minggu,beberapa bulan, atau beberapa tahun. Pada bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya factor penyebab tunggal.
c. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadang-kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
d. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas berupa urtikaria popular yaitu urtikaria yang berbentuk popular-popular yang berwarna kemerahan.
Berdasarkan penyebabnya, urtikaria dapat disebabkan menjadi:
-Heat rash yaitu urtikaria yang disebabkan panas
-Urtikaria idiopatik yaitu urtikaria yang belum jelas penyebabnya atau sulit di deteksi
-Cold urtikaria adalah urtikaria yang disebabkan oleh ransangan dingin
-Pressure urtikaria yaitu urtikaria yang di sebabkan oleh alergi
-Aquagenic urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan sengatan sinar matahari
-Vaskulitik urtikaria
-Cholirgening urtikaria yaitu urtikaria yang disebabkan panas, latihan berat dan stress.
G.DIAGNOSIS
Diagnosis urtikaria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis.anamnesis harus dilakukan dengan lengkap dan teliti serta lebih menekankan pada factor-factor etiologi yang dapat menimbulkan urtikaria.
H.DIAGNOSIS BANDING
Beberapa penyakit mempunyai lesi yang mirip dengan urtikaria sehingga perlu dibuat bulosa,herpes gestasiones,penyakit bula kronik pada anak.beberapa penyakit lain yang didiagnosis banding dengan urtikaria kronik adalah : dermatitis atopic,pemfigoid bulosa,dermatitis kontak alergi,mastocytosis,gigitan kutu busuk,eritema multiforme,gigitan serangga,scabies,dan urtikaria vasculitis.
I.KOMPIKASI
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi.namun pasien dengan gatal yang hebat bias menyebabkan purpura dan excoriasi yang bias menjadi infeksi sekunder.penggunaan antihistamin bias menyebabkan scomnolens dan bibir kering.pasien dengan keadaan penyakit yang berat bias mempengaruhi kulitas hidup.
J.PENATALAKSANAAN
1. identifikasi dan pengobatan adalah menghindari factor resiko, ini yang paling penting dan hanya ini yang efektif untuk terapi jangka panjang.menghindari aspirin atau zat-zat aditif pada makanan ,diharapkan dapat memperbaiki kondisi sekitar 50% pasien dengan urtikaria kronik idiopatik.
2. Pengobatan local
• Kompres air es atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloid aveno oatmeal yang bisa mengurangi gatal.
• Lotion anti pruritus atau emulsi dengan 0,25% menthol bias membantu dengan atau tanpa 1% fenol dalam lotion calamine.
3. Pengobatan sistemik
• Anti histamine dengan antgonis H1 adalah terapi pilihan
• Doxepin yaitu anti depresan trisklik dengan efek antagonis H1 dan H2
• Kombinasi antihistamin H1 dan H2 misalnya simetidin
• Cyproheptadin ,mungkin lebih efektif dari pada antihistamin
• kortikosteroid biasanya digunakan untuk mengontrol vascukitis urtikaria
• Profilaksis dengan steroid anabolic misalnya : danazol,stanozolol
• Hormon tyroid juga dilaporkan dapat meringankan urtikaria kronis dan angioderma
• Terapi antibiotic juga dilaporkan bisa pada pasien yang terinfeksi helicobacter pylory dengan urtikaria kronis.
K.PROGNOSIS
Penyakit ini bisa remisi spontan pada 33,2% pasien.setelah 1 tahun 50% pasien menjadi bebas gejala. Tetapi penyakit ini dilaporkan bisa mencapai sampai 20 tahun pada 20% pasien 4,5,11.





ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN URTIKARIA
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan.hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu ,teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/ keluarga yang terdiri dari 5 tahap : pengkajian ,diagnose keperawatan,rencana tindakan,implementasi dan evaluasi.
A.PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengkajian pada klien cystitis menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :
1.pengumpulan data
I. Biodata
• Identitas klien : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,tanggal
MRS,tanggal pengkajian,diagnostic medic.
• Identitas penanggung : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,hubung
An dengan klien.

II. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan.
• Riwayat kesehatan sekarang
Menguraikan keluhan secara PQRST. Misalnya : pasien (biasanya wanita tua) mungkin melaporkan penurunan kemampuan untuk mengangkat , pasien menyatakan nyeri beberapa lama ,letak nyeri,dll.
• Riwayat kesehatan masa lalu
Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan klien.apakah alergi terhadap zat makanan,cuaca,obat-obatan,dsb.
Misalnya pada kasus cystitis yang perlu dikaji yaitu : riwayat menderita infeksi saluran kemih sebelumnya,riwayat pernah menderita batu ginjal ,riwayat penyakit DM, dan jantung.
• Riwayat kesehata keluarga
Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama adakah anggota keluarga yang menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram klien.

III. Pemeriksaan fisik,meliputi :
1) Keadaan umum
• Keadaan fisik : sedang,ringan,berat
• Tanda-tanda vital : tekanan darah,nadi,suhu,pernafasan
• Tingkat kesadaran : composmentis,apatis,spoor,somnolent
2) Kulit
• Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit
• Palpasi : suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada mas
sa / benjolan atau apakah ada odema.
3) Kepala
• Inspeksi : apakah penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala,apa
Kah kebersihan kulit terjaga.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa / benjolan
4) Wajah
• Inspeksi : apakah ada luka di wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
5) Mata
• Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah konjungtiva pucat atau tid
ak ,apakah palpebra oedema atau tidak.
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
6) Hidung
• Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan
7) Telinga
• Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan
8) Mulut
• Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan
9) Leher
• Inspeksi : apakah ada kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
• Palpasi : apakah terjadi pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
10) ketiak
• Inspeksi : apakah tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening
• Palpasi : apakah teraba adanya pembesaran getah bening
11) Dada dan pernapasan
• Inspeksi : bentuk dada normal/abnormal,apakah simetris kiri dan kanan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
• Perkusi : apakah suara paru soror,redup,pekak,atau tympani
• Auskultasi : suara nafas apakah vesikuler atau broncovesikuler,apakah ada sua
ra tambahan,misalnya : roles,ronchi.
12) Jantung
• Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding toraks yaitu ictus cordis pada ve
ntrikel kiri ICS 5 linea clavikularis kiri
• Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang dirasakan pukulan/ kekuat
an getar dan dapat dihitung frekuensi jantung (HR) selama satu
menit penuh.
• Perkusi : untuk mengetahui batas-batas jantung
• Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung
13) Abdomen
• Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase,apakah permukaan abdomen dat
ar ,pengembangan diafragma simetris kiri dan kanan
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada massa/benjolan
• Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak
• Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah peristltik ususnya
normal atau tidak.
14) Genetalia dan anus
• Inspeksi : apakah ada benjolan atau tidak
• Palapsi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan
15) Ekstermitas
a. Ekstermitas atas
• Inspeksi : bagaimana pergerakan tangan,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.
b. Ekstermitas bawah
• Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot
• Palpasi : apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan
• Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaan
tonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
• Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
• Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri, sentuhan,temperature,ra
sa ,gerak dan tekanan.

IV. Pola kebiasaan sehari-hari
Menurut GORDON ada 11pola kegiatan sehari-hari yang meliputi : kebutuhan nutrisi,kebutuhan cairan,kebutuhan eliminasi,istirahat,personal hygiene,persepsi kognitif,persepsi dan konsep diri,aktivitas dan latihan,kebutuhan seksual,mekanisme koping,kepercayan / keyakinan.adapun data dasar pengkajian pada pasien dengan urtikaria adalah :
- Aktivitas atau istirahat
o Gejala : malaise,perubahan pola tidur
- Sirkulasi
o Tanda : TD normal/sedikit dari jangkauan normal (selama curah jantung
Tetap meningkat) kulit hangat kering,bercahaya,pucat,lembab.
- Eliminasi
o Gejala : -
- Makanan atau cairan
o Gejala :Jarang ditemukan pada pasien anoreksia
o Tanda :Jarang ditemukan pasien dengan keadaan penurunan BB. Penurunan lemak subkutan/massa otot (malnutrisi). Pengeluaran haluaran konsentrasi urine. Perkembangan kearah oliguri, auria.
- Neurosensori
o Gejala :Sakit kepala, pusing, pinsang
o Tanda :Gelisah, ketakutan
- Nyeri/ ketidaknyamanan
o Gejala :Kejang obdominal, lokalisasi rasa sakit, pruritas umum (urtikaria).
- Pernafasan
o Tanda :Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, suhu: umumnya meningkat (37,95 C atau lebih), tetapi kadang subnormal.
- Seksualitas
o Gejala :Pruritas perineal
o Tanda :Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen.
- Penyuluhan / pembelajaran
o Gejala :Masalah kesehatan kronis/melemahkan, misalnya: hati, ginjal, DM, kecanduan alcohol, penggunaan anti biotic (baru saja atau jangka panjang).

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : pruritus berhubungan dengan vasodilatasi subkutan
2. Gangguan citra diri tubuh berhubungan dngan angioedema
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan gatal
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya
5. Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman pruriatas berhubungan dengan vosodilatasi subkutan

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan angiodema
Tujuan :Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah yang menyebabkan penurunan citra tubuh
Intervensi :
1. Kaji makna perubahan pada pasien
Rasional :Episode traumatic mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tidak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada perubahan actual/yang dirasakan.ini memerlukan dukungan perbaikan optimal
2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan.Pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan
Rasional :Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dengan perawat.
3. Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitas
Rasional :Mempertahankan/membuka garis komunikasi dan memberikan dukungan
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Rasional :meringankan beban psikologis klien.
5. HE kepada keluarga pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu pasien.
Rasional :Keluarga dapat meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respons yang lebih membantu pasien.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan gatal.
Tujuan :Pasien menunjukkan kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.
Intervensi:
1. Kaji kebiasaan tidur klien sebelum dan selama sakit
Rasional :Untuk mengetahui kebiasaan tidur klien serta gangguan yang dirasakan, dan membantu dalam menentukan intervensi selanjutnya.
2. Beri posisi yang nyaman.
Rasional :Posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menstimulasi untuk tidur
3 Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional :Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman sehingga mempermudah klien tidur.
4 .Anjurkan pasien untuk mengkomsumsi makanan/minuman tinggi protein sebelum tidur.
Rasional :Pencernaan protein menghasilkan triptopan yang mempunyai efek sedative
5. Menghindari minuman yang mengandung kafein,pada malam hari.
Rasional :Memudahkan pasien untuk dapat tidur.

4. Anxietas berhubunga dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
Tujuan :Pasien akan menunjukkan kecemasan berkurang/ teratasi dengan criteria:
a.Pasien dapat menerima keadaanya
b.Ekspresi wajah rileks
c.Pasien tampak tenang
Intervensi :
1. Observasi tingkat kecemasan pasien.
Rasional :mengetahui sejauh mana kekhwatiran / kecemasan pasien dan pemahaman pasien mengenai penyakitnya.
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya
Rasional :Mengurangi beban perasaan pasien.
3. Bina hubungan yang baik antara perawat dengan klien.
Rasional :Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien.
4. Beri doronga spiritual.
Rasional :Membantu pasien lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menerima keadaanya denga ikhlas.
5. HE tentang penyakit yang diderita pasien.
Rasional :Dengan informasi denga baik dapat menurunkan kecemasan pasien.
5 . Resiko kerusakan jaringan kulit berhubungan dengan vasodilatasi subkutan.
Tujuan :Tidak terjadi kerusakan jaringan kulit.
Intervensi :
1. Kaji dan catat keadaan dan warna kulit
Rasional :Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan derajat kerusakan kulit.
2. Pijat kulit dengan lembut.
Rasional :Memperbaiki sirkulasi darah
3. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk.
Rasional :Menghindari kerusakan kulit
4. Kompres atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloit Aveeno oatmeal.
Rasional :Dapat mengurangi gatal yang timbul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Graha DBS n Th3 Hack3r

AdsenseCamp