Asuhan Keperawatan

Dunia Askep dan Tips Trik Komputer: Endokarditis

Welcome to My Blog

Selamat Datang di Blog Ini.
Blog ini masih dalam masa perkembangan dan menuju kesempurnaan, agar blog ini lebih berkembang mohon Kritik dan Sarannya.

Blogger sangat berterima kasih karena ANDA mau mengunjungi Blog ini.

"Blog ini tidak akan berkembang tanpa dukungan dan kerja sama dari ANDA."

Terima kasih!!


Mau Jadi Publisher (Penerbit) atau Advertiser (Pemasang) IKLAN??? Klik disini..!!!


Mau berbisnis?? Klik link-link di bawah ini!!

Mau Dapat Uang Gratis, Download caranya disini...

AdsenseCamp

Graha DBS

Anda Pengunjung Ke :

Buku Tamu Blogger

Dimohon ke pada para pengunjung Blog ini untuk mengisi "BUKU TAMU BLOGGER" yang ada di sebelah kanan agar blogger tahu bahwa Anda bukan robot yang mengunjungi blog ini..

Kamis, 29 April 2010

Endokarditis

1. PENGERTIAN

A. ENDOKARDITIS
Endokarditis adalah peradangan pada selaput jantung bagian dalam yang biasanya disertai dengan kerusakan dari katup – katup jantung itu. Endokarditis terbagi atas dua, yaitu :
• Endokarditis Infektif
Endokarditis Infektif / endokarditis bacterial adalah infeksi katup dan permukaan endotial jantung oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain yang menyebabkan deformitas daun katup.
• Endokarditis Reumatik
Endokarditis Reumatik dihubungkan secara langsung dengan demam reumatik yang disebabkan oleh infeksi Streptokokus.

B. MIOKARDITIS
Miokarditis adalah proses inflamasi atau peradangan pada Miokardium.

C. PERIKARDITIS
Perikarditis adalah peradangan kantong perikardium yang berisi cairan dan mengelilingi jantung.
Perikarditis terbagi dua, yaitu :

• Perikarditis Akut
Perikarditis akut adalah peradangan pada perikardium (kantung selaput jantung), yang dimulai secara tiba-tiba dan sering menyebabkan nyeri.
Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium.



• Perikarditis Kronik
Perikarditis kronis adalah suatu peradangan perikardium yang menyebabkan penimbunan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama.


2. ETIOLOGI

Peradangan atau infeksi pada lapisan jantung ini disebabkan oleh virus dan bakteri. Dapat juga disebabkan oleh jamur, parasit, protozoa, spiroseta, bahkan demam rematik.
Fakto resiko Endokarditis termasuk Penyakit katup jantung, atau pembedahan katup protetik.
Pada kasus Perikarditis akut, penyebab lainnya adalah :
o AIDS
o Serangan jantung (infark miokardial)
o Pembedahan jantung
o Lupus eritematosus sistemik
o Penyakit rematik
o Kegagalan ginjal
o Cedera
o Terapi penyinaran
o Kebocoran darah dari suatu aneurisma aorta.

Perikarditis akut juga bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu (misalnya antikoagulan, penisilin, prokainamid, fenitoin dan fenilbutazon).
Sedangkan penyebab terbanyak dari Perikarditis kronis adalah infeksi virus dan terapi penyinaran untuk kanker payudara atau limfoma.
Perikarditis kronis juga merupakan akibat dari :
o artritis rematoid
o lupus eritematosus sistemik
o cedera
o pembedahan jantung
3. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang timbul pada kasus Endokarditis, Miokarditis, dan Perikarditis biasanya hampir sama, yaitu :
• Nyeri dada sering muncul mendadak yang memburuk apabila individu bernapas
• Sulit bernapas
• Takikardi
• Hipotensi
• Biasanya terjadi demam
• Kelelahan karena kerja jantung menjadi tidak efisien

Namun secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut :
A. ENDOKARDITIS
Endokarditis Infektif : Keluhan semu malaise, anoreksia, penurunan berat badan, nyeri punggung / persendian, demam interminten, hemoragi spilinter di bawah kuku jari dan jari kaki. Manifestasi jantung mencakup pembesaran jantung, gagal jantung kongestif, dan bising jantung.
Endokarditis Reumatik : Gejala – gejala tergantung pada jantung sebelah mana yang terkena. Keparahan tergantung pada ukuran dan letak lesi. Katup mitral paling sering terkena, menghasilkan gejala – gejala gagal jantung sebelah kiri : sesak napas, krakles, dan mengi.

B. MIOKARDITIS
Sering gejala-gejalanya tidak jelas, seperti takhikardia kelainan EKG yang sepintas lalu dan jarang memberikan pembesaran jantung, irama gallop atau payah jantung. Miokarditis olch reuma akut sering mempunyai gejala-gejala :
• Takhikardia, bila terjadi penigkatan suhu akibat infeksi maka frekuensi denyut nadi akan lebih tinggi dari pada frekuensi yang sesuai dengan suhu badan tersebut.
• Jantung dapat membesar secara cepat, keadaan ini harus dibedakan dengan pembesaran jantung akibat perikarditis.
• Bunyi jantung lemah disebabkan adanya penurunan daya kontraksi otot jantung. Katup-katup mitralis dan trikuspidalis tidak dapat menutup dengan sempurna.
• Dapat terdengar irama gallop.
• Biasanya ditemukan gangguan irama supravcntrikulwr dan ventrikuler.
• Dapat lirnbul payah jantung. Payah jantung yang sering dijumpai adalah payah jantung kanan, ini disebabkan oleh karena olot miokard ventrikel kanan lebih tipis dari pada ventrikel kiri.

C. PERIKARDITIS
- Nyeri di atas Prokorium atau dapat juga terasa di bawah klavikula dan leher serta region scapula
- Nyeri Perikardial diperburuk dengan bernapas, berbalik di tempat tidur



4. PATOFISIOLOGI
A. ENDOKARDITIS
Endokarditis adalah infeksi pada endokardium yang dapat timbul dalam bentuk akut atau sub akut. Endokarditis akut timbul sangat cepat pada katup yang sehat. Bentuk sub akut berkembang lambat laun, biasanya pada katup yang pernah rusak dan memberi respon yang baik terhadap pengobatan. Organisme yang mendatangkan infeksi, terbawa oleh arus darah, dan berkumpul pada katup – katup jantung / Endokardium. Organisme menyerang katup - katup jantung dan bersarang pada matrix – matrix katup kemudian terjadi pertumbuhan vegetatif yang menimbulkan parut dan membuat perforasi daun – daun katup.


B. MIOKARDITIS

Secara hematogen maka bacteria pirogenik menempati miokard melalui pembentukan abses – abses kecil pada interstitium. Virus dapat merusak sel miokard melalui dua cara yaitu efek langsung dari bahan toksik yang menyebabkan inflamasi dan nekrosis atau oleh bahan yang berasal dari sel – sel yang rusak.
Protozoa atau bacteria, dan sebagainya mencetuskan reaksi alergi atau memparasitkan serabut miokard. Apabila inflamasi mengenai system konduksi ( SA Node, AV Node, atau serabut Purkinje ) maka akan terjadi gangguan irama dan konduksi.

C. PERIKARDITIS

Perikarditis mengacu pada inflamasi pada perikardium, kantong membran yang membungkus jantung. Bisa merupakan penyakit primer, atau dapat terjadi sesuai perjalanan penyakit medis dan bedah.
Perikardium ditutup oleh eksudat fibrosa dan kadang – kadang lapisan luar Miokardium juga ikut dilapisi. Pada penyembuhannya maka akan berbentuk jaringan pengikat sehingga akan terjadi pelekatan – pelekatan antara lapisan Perikardium disekitarnya.

5. KOMPLIKASI

Komplikasi Endokarditis dan Perikarditis yaitu :
Gagal jantung Kongestif, Stenosis katup, Cedera serebrovaskular, Emboli ( pulmonal, serebral, ginjal, limpa, jantung ), dan temponade jantung.

6. TES DIAGNOSTIK

• EKG
• Foto Rontgen
• Echocardiografi
• Enzim jantung
• Angiografi
• JDL
• Kultur darah
• LED
• Titer ASO dan ANA
• Perikardiosentris

7. DIAGNOSA BANDING
Diagnosis banding Endokarditis
a Penyakit reuma yang residif, kadang- kadang sangat sulit dibedakan oleh karena keduanya ada nyeri sendi. Harus diperiksa tanda--tanda dari EB misalnya petechia, hematuria, spenomegali dsb apabila biakan darah negalif maka diterapi sebagai demam reumatik, yaitu dengan salisilat selama beberapa hari maka demam akan segera turun, berarti tanda kearah penyakit reuma dan bukan endokarditis.
b Payah jantung akibat endokarditis lenta, kadang - kadang sangat menyolok, sehingga kemungkinan endokarditis lenta tidak dipertimbangkan.
c Emboli; dapat begitu menyolok sehingga kemungkinan endokarditis lenta tidak diingat.

8. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
• Kaji pola pernapasan, bunyi, adanya cairan dalam paru
• Kaji kesulitan bernapas, kecepatan dalam pernapasan
• Kaji adanya nyeri dada, lokasi, dan intensitasnya
• Kaji adanya takikardia dan penurunan tekanan darah
• Kaji adanya riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, IM, bedah jantung
• Kaji irama jantung, irama gallop. Bunyi jantung normal pada awal Perikarditis akut.
• Kaji riwayat penyakit ginjal, warna, dan frekuensi urin.

B. Diagnosa keperawatan
• Nyeri dada berhubungan dengan peradangan pada Perikardium atau Miokardium
• Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan berkurangnya pengisian ventrikel akibat tamponade jantung.
• Resiko tinggi tidak efektifnya pola pernapasan berhubungan dengan penurunan kedalaman pernapasan akibat nyeri
• Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan yang akan diberikan.
• Aktivitas yang tidak toleran berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan perifer
C. Perencanaan
a) * Diagnosa keperawatan : Nyeri dada berhubungan dengan peradangan pada miokardium atau perikardium.
* Hasil yang diharapkan, pasien akan :
Mengidentifikasi metode yang memberi penghilangan.
Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi
* Tindakan atau intervensi :
• Intervensi : Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot dan menangis.
Rasional : Nyeri Perikarditis secara khas terletak subternal dan dapat menyebar ke leher dan punggung. Namun ini berbeda dari Iskemia Miokard/Nyeri Infark. Pada nyeri ini menjadi memburuk pada inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak / membungkuk.
• Intervensi : Berikan lingkungan yang tenangdan tindakan kenyamanan. Misalnya perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan kompres panas/dingin, dan dukungan emosional.
Rasional : Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
• Intervensi : Berikan aktivitas hiburan yang tepat.
Rasional : Mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
• Intervensi ( Kolaboratif ) : Berikan obat – obatan sesuai indikasi.
Rasional : Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respon inflamasi.
• Intervensi ( Kolaboratif ) : Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.
Rasional : Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk ambilan, untuk menurunkan beban kerja janutng dan menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan Iskemia.

b). * Diagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan :
Inflamasi dan degenerasi sel – sel otot miokard
Pembatasan pengisian jantung / kontrksi ventrikel, penurunan curah jantung.
Toksin dari organisme penginfeksi
* Hasil yang diharapkan, pasien akan :
Melaporkan atau menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas
Mendemonstrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi.
Mengungkapkan pemahaman pembatasan terapeutik yang diperlukan.
* Tindakan atau Intervensi :
• Intervensi : Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dalam keluhan kelemahan, keletihan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
Rasional : Miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel – sel Miokardial, sebagai akibat GJK. Penurunan pengisisan dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung perikardial bila ada perikarditis. Akhirnya, endokarditis dapat terjadi dengan disfungsi katup, secara negatif mempengaruhi curah jantung.
• Intervensi : Pantau frekuensi irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas.
Rasional : Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalh indikasi dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
• Intervensi : Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis / endokarditis.
• Intervensi : Rencanakan perawatan dengan periode istirahat / tidur tanpa gangguan.
Rasional : Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung, meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.
• Intervensi : Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
Rasional : Saat inflamasi / kondisi dasar teratasi, pasien mungkin melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen / terjadi komplikasi.
• Intervensi : Evaluasi respon emosional terhadap situasi / berikan dukungan.
Rasional : Ansietas akan ada karena inflamasi dan respon jantung, serta derajat takut pasien dan kebutuhan keterampilan koping emosional diakibatkan oleh potensial penyakit yang mengancam hidup. Dorongan akan diperlukan untuk mengatasi frustasi tinggal di rumah sakit.
• Intervensi ( Kolaborasi ) : Berikan oksigen suplemen
Rasional : Peningkatan ketersediaan oksigen untuk ambilan miokard untuk mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.
c) * Diagnosa keperawatan : Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap :
Akumulasi cairan dalam kantung pericardia ( Perikarditis ).
Stenosis / Insufisiensi katup
Penurunan / konstriksi fungsi ventrikel
Degenerasi otot jantung ( Miokarditis )
* Hasil yang diharapkan, pasien akan :
Melaporkan / menunjukkan penurunan episode dispnea, angina, dan disritmia.
Mengidentifikasi perilaku untuk menunjukkan beban kerja jantung.
* Tindakan atau intervensi :
• Intervensi : Pantau frekuensi / irama jantung.
Rasional : Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curahnya, berespon pada demam, hipoksia, dan asidosis karena iskemia.
• Intervensi : Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.
Rasional : Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi, misalnya GJK, Tamponade jantung.
• Intervensi : Dorong tirah baring dalam posisi semi fowler
Rasional : Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.
• Intervensi : Berikan tindakan kenyamanan, misalnya gosokan punggung dan perubahan posisi, dan aktifitas hiburan dalam toleransi jantung.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dam mengarahkan kembali perhatian.
• Intervensi : Dorong penggunaan tehnik manajemen stress, misalnya, bimbing dengan imajinasi, latihan pernapasan.
Rasional : Perilaku yang bermanfaat untuk mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi, menurunkan beban kerja jantung.
• Intervensi : Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP/DVJ, perubahan tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran.
Rasional : Manifestasi klinis dari Tamponade jantung yang dapat terjadi pada perikarditis bila akumulasi cairan / eksudat dalam kantung perikardium membatasi pengisian dan curah jantung.
• Intervensi : Evaluasi keluhan lelah, dispnea, palpitasi, nyeri dada. Perhatikan adanya bunyi napas, demam.
Rasional : Manifestasi klinis dari GJK yang dapat menyertai endokarditis ( Infeksi disfungsi katup ) atau miokarditis ( Disfungsi otot miokard akut )
• Intervensi ( Kolaborasi ) : Berikan oksigen suplemen
Rasional : Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk fungsi miokard dan menurunkan efek metabolisme anaerob, yang terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.
• Intervensi ( Kolaborasi ) : Berikan obat – obatan sesuai indikasi. Misalnya digitalis / diuretik., antibiotik.
Rasional : Dapat diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan beban kerja jantung pada adanya GJK ( Miokarditis ). Pemberian antibiotik untuk mengatasi patogen yang teridentifikasi.
• Intervensi ( Kolaborasi ) : Bantu dalam perikardiosentris darurat.
Rasional : Prosedur dapat dilakukan di tempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan di sekitar jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung ( Perikarditis ).
• Intervensi ( Kolaborasi ) : Siapkan pasien untuk pembedahan, jika diindikasikan.
Rasional : Penggantian katup mungkin perlu untuk memperbaiki curah jantung ( Endokarditis ). Perikardektomi mungkin diperlukan karena akumulasi cairan pericardial berulang atau jaringan parut dan konstriksi fungsi jantung ( perikarditis ).
d). * Diagnosa Keperawatan : Perfusi jaringan, perubahan, risiko terhadap :
Embolisasi thrombus / vegetasi katup sekunder terhadap endokarditis
* Hasil yang diharapkan, pasien akan :
Mempertahankan / mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara individual, misalnya mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer ada / kuat, masukan / keluaran seimbang,
* Tindakan atau intervensi :
• Intervensi : Evaluasi statu mental. Perhatikan terjadinya hemiparalisis, afasia, kejang, muntah, peningkatan TD.
Rasional : Indikator yang menunjukkan embolisasi sistemik pada otak.
• Intervensi : Selidiki nyeri dada, dispnea tiba – tiba yang disertai dengan takipnea, nyeri pleuritik, sianosis pucat.
Rasional : Emboli arteri, mempengaruhi jantung dan atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit katup , dan/ disrtimia kronis. Kongesti / statis vena dapat menimbulkan pembentuksan trombus di vena dalam dan embolisasi paru.
• Intervensi : Observasi ekstremitas terhadap pembengkakan eritema. Perhatikan nyeri tekan / nyeri tanda human positif.
Rasional : Ketidakaktifan / tirah baring lama mencetuskan statis vena. Meningkatkan risiko pembentukan trombosis vena.
• Intervensi : Observasi hematoria, disertai dengan nyeri punggung / pinggang, oliguria.
Rasional : Menandakan emboli ginjal.
• Intervensi : Perhatikan keluhan nyeri pada abdomen kiri atas yang menyebar ke bahu kiri / neri tekan local, kekakuan abdominasi.
Rasional : Dapat menandakan emboli splenik
• Intervensi : Tingkatkan tirah baring dengan tepat.
Rasional : Dapat membantu mencegah pembentukan atau migrasi emboli pada pasien dengan endokarditis. Tirah baring lama ( sering diperlukan untuk pasien dengan endokarditis / miokarditis ), namun, membawa resikonya sendiri tentang terjadinya fenomena tromboembolik.
• Intervensi : Dorong latihan aktif / Bantu dengan rentang gerak sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan sirkusi perifer dan aliran balik vena, karenanya menurunkan resiko pembentukan thrombus.
• Intervensi ( Kolaborasi ) : Berikan atau lepaskan stoking anti embolisme sesuai indikasi.
Rasional : Penggunaannya controversial, tetapi dapat meningkatkan sirkulasi vena dan menurunkan resiko pembentukan trombus vena superfisial dalam.
e). * Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan tentang kondisi / pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara mencegah pengulangan atau komplikasi.
* Hasil yang diharapkan, pasien akan :
Menyatakan pemahaman tentang informasi inflamasi, kebutuhan pengobatan, dan kemungkinan komplikasi.
Mengidentifikasi / melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah terulangnya / terjadinnya komplikasi.
* Tindakan atau intervensi :
• Intervensi : Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi / berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan.
Rasional : Untuk bertanggungjawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda dan gejala yang menunjukkan komplikasi.
• Intervensi : Anjurkan pasien / orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet / pertimbangan khusus; aktivitas yang diizinkan / dibatasi.
Rasional : Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri. Peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi.
• Intervensi : Kaji ulang perlunya antibiotik jangka panjang / terapi antimikrobial.
Rasional : Perawatan di RS lama / pemberian antibiotik IV / antimicrobial perlu sampai kultur darah negatif / hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi.
• Intervensi : Identifikasi tindakan pencegahan endokarditis seperti :
Pembersihan mulut dan perawatan gigi yang baik.
Hindari orang yang mengalami proses infeksi ( khususnya pernapasan ).
Plih metode KB yang tepat ( untuk wanita )
Hindari penggunaan obat narkotik IV
Rasional :
Bakteri umumnya ditemukan di mulut dapat masuk dengan mudah ke sirkulasi sistemik melalui gusi.
Terjadinya infeksi, khususnya pernapasan streptokokal / pneumokokal atau influenza. Meningkatkan resiko keterlibatan jantung.
Penggunaan IUD telah dihubungkan dengan peningkatan resiko prose inflamasi / infeksi pelvis.
Menurunkan resiko masuknya patogen langsung ke sistem sirkulasi.
• Intervensi : Tingkatkan praktik kesehatan seperti nutrisi yang baik, keseimbangan aktivitas / istirahat, pantau status kesehatan sendiri dan melaporkan tanda infeksi.
Rasional : Kekuatan system imun dan tahanan terhadap infeksi.
• Intervensi : Berikan imunisasi
Rasional : Menurunkan resiko mengalami infeksi berat yang dapat menimbulkan infeksi jantung.
• Intervensi : Identifikasi dukungan individu / sumber yang tersedia pasca pulang untuk memenuhi perawatan /kebutuhan pemeliharaan di rumah.
Rasional : Ketidaktoleransian terhadap aktivitas dapat mengganggu kemampuan pasien untuk melakukan tugas yang dibutuhkan.
• Intervensi : Tekankan pentingnya evaluasi perawatan medis teratur. Anjurkan pasien membuat perjanjian.
Rasional : Pemahaman alasan untuk pengawasan medis dan rencana untuk penerimaan tanggung jawab untuk evaluasi menurunkan resiko kambuh / komplikasi.
• Intervensi : Identifikasi factor resiko pencetus yang dapat dikontrol pasien
Rasional : Pasien mungkin termotivasi dengan adanya masalah jantung untuk mencari dukungan untuk menghentikan penyalahgunaan obat / perilaku merusak.
9. PENGOBATAN

A. ENDOKARDITIS
Pengobatan Endokarditis : Istirahat di tempat tidur, Berbagai antibiotic ( IV ), Pemberian antibiotic jangka panjang, Insisi dan drainase abses, Penggantian katup.
B. MIOKARDITIS
Pengobatan Miokarditis : Antibiotik, Corticosteroids untuk kasus berat, obat – obat antiarrhythmic dan arrhythmia.
C. PERIKARDITIS
Pengobatan Perikarditis : Akut = pengobatan penyebab, perawatan suportif, antibiotic atau bahan yang membuat sclerosis. Kronis = Digitalisasi, diit rendah garam, Pericardiectomy pada kasus yang gawat.

10. PENCEGAHAN

a. ENDOKARDITIS

• Endokarditis Infektif

Prolaktik antibiotik dianjurkan untuk individu yang beresiko menjalani prosedur infasi.

• Endokarditis Rematik

- Pencegahan melalui pengobatan dini yang adekuat pada infeksi Streptokokus pada semua individu.
- Pendekatan baris pertama adalah untuk mengenali infeksi Streptokokus, atasi dengan adekuat, dan kontrol epidemik komunitas. Kultur apus tenggorok merupakan metode satu – satunya untuk menegakkan diagnosa yang akurat.
- Pasien yang rentan, mungkin akan membutuhkan terapi antibiotic oral jangka panjang. Mungkin harus menggunakan antibiotic profilaktik sebelum prosedur.

b. MIOKARDITIS

Pencegahan Miokarditis, yaitu :
- Imunisasi yang sesuai dan pengobatan dini untuk menurunkan insiden miokarditis.
- Tingkatkan aktivitas fisik dengan lambat dan instruksikan untuk melaporkan setiap gejala yang timbul dengan peningkatan aktivitas.
- Hindari penggunaan alcohol dan olahraga kompetitif.

c. PERIKARDITIS
- Hindari merokok
- Olahraga
- Pola hidup yang sehat











DAFTAR PUSTAKA

• Haroen, T. Renardi dan Sutomo Kasiman. Pengantar Kardiologi. 1992. Jakarta : Widya Medika.
• Baughman, Diane C and JoAnn C. Hackley. Keperawatan Medikal Bedah.
2000. Jakarta : EGC.
• www.medicastore.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Graha DBS n Th3 Hack3r

AdsenseCamp