Asuhan Keperawatan

Dunia Askep dan Tips Trik Komputer: Askep Kehilangan

Welcome to My Blog

Selamat Datang di Blog Ini.
Blog ini masih dalam masa perkembangan dan menuju kesempurnaan, agar blog ini lebih berkembang mohon Kritik dan Sarannya.

Blogger sangat berterima kasih karena ANDA mau mengunjungi Blog ini.

"Blog ini tidak akan berkembang tanpa dukungan dan kerja sama dari ANDA."

Terima kasih!!


Mau Jadi Publisher (Penerbit) atau Advertiser (Pemasang) IKLAN??? Klik disini..!!!


Mau berbisnis?? Klik link-link di bawah ini!!

Mau Dapat Uang Gratis, Download caranya disini...

AdsenseCamp

Graha DBS

Anda Pengunjung Ke :

Buku Tamu Blogger

Dimohon ke pada para pengunjung Blog ini untuk mengisi "BUKU TAMU BLOGGER" yang ada di sebelah kanan agar blogger tahu bahwa Anda bukan robot yang mengunjungi blog ini..

Minggu, 19 September 2010

Askep Kehilangan

LANDASAN TEORI

I. PENGERTIAN

Kehilangan Adalah suatu kadaan berpisahnya individu dengan sesuatu yang sebelumnya diiliki/ada. Kehlangan tersbut dapat sebagian atau keseluruhan. Misalnya : kehilangan tersbu dapat sebagian atau keseluruhan. Misalnya : kehilangan orang penting (kematian, di penjara), kehilangan kesehatan, bio-psiko-sosial (sakit, diamputasi, kehilangan pendapatan, perasaan tentang diri, pekerjaan, kedudukan, seks), kehilangan milik pribadi (uang, perhiasan). Peristiwa kehilangan ini dapat terjadi tiba-tiba tau bertahap.

II. RENTANG RESPON

A. Fase Berduka
Berduka adalah respon alami manusia tehadap kehilangan atau ancaman kehilangan objek yang dicintai. Kulber-ross telah mengidentifikasikan proses berduka pada klien kehilangan kesehatan (menjelang kematian).
Tahap berduka terhadap kehilangan atau rentang respon kehilangan :

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Penyangkalan Marah Tawar Menawar Depresi Penerimaan
(Denial) (Anger) (Bargaining) (Aceptal)

B. Fase Penyangkalan
Reaksi pertama seseorang yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menyangkal kenyataan bahwa kehilangan itu benar-benar terjadi. Reaksi ini sering dinyatakan dengan perkataan, “itu tidak mungkin”, “saya tidak percaya itu terjadi”. Seseorang yang mengalami kehilangan (kematian) orng yang berarti baginya, tetap merasa bahwa orang tersebut masih hidup. Dia mungkin mengalami halusinasi, melihat orang yang meninggal tersebut berada ditempat yang biasa digunakannya (di kursi tempat duduknya) atau mendengar suaranya.
Seseorang yang mrngalami kehilangan atau berada pada fase penyangkalan biasanya terjadi perubahan fisik, seperti letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah. Reaksi fisik tersebut dapat berakhir dalam waktu beberapa menit atau sampai beberapa tahun.

C. Fase Marah
Sama dengan seseorang yang menghadapi sakratul maut, dimana orang tersebut mulai sadar akan kenyataan terjadi kehilangan. Pada fase ini seseorang akan menunjukkan perasaan marah yang sering diproyeksikan kepada orang yang berada di lingkungannya atau orang-orang tertentu. Reaksi fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain: muka marah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal. Perilaku seseorang pada fase ini biasanya agresif. Misalnya, orang tua yang mengalami kematian anaknya di rumah sakit, mungkin orang tersebut akan berbicara kasar, menuduh dokter, perawat tidak mampu merawat anaknya.

D. Fase Tawar-Menawar
Seseorang yang telah mampu mengungkapkan rasa marah akan kehilangannya, maka orang tersebut akan maju ke tahap tawar-menawar. Reaksi ini sering dinyatakan dengan kata-kata “kenapa harus terjadi pada keluarga saya”, “seandainya saya hati-hati”.

E. Fase Depresi
Seseorang yang berada pada fase depresi sering menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara atauputus asa. Gejala fisik yang sering ditapilkan oleh orang tesebut adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.


F. Fase Penerimaan
Seseorang yang telah menerima kenyataan akan kehilangannya, secara bertahap perhatiannya beralih pada objek baru. Pikiran yang selalu berpusat pada objek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti :
“saya betul-betul menyayangi tas saya yang hilang, tapitas saya yang baru ini manis juga”, “apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh?”, “yach akhirnya saya harus dioperasi”. Jadi fase penerimaan individu telah dapat mereorganisasi perasaan kehilangan.
Apabila individu dapat melalui fase-fase tersebut dan akhirnnya masuk pada fase penerimaan, maka ia akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi persaan kehilangan dengan tulus. Tetapi apabila individu tetap berada pada salah satu fase tidak sampai pada fase penerimaan, maka ia akan sulit masuk pada fase penerimaan jika mengalami kehilangn lagi. Individu tersebut mungkin akan tetap berada pada fase depresi.
Lamanya pises berduka sangat individual dan dapat sampai beberapa tahun tanpa menjadi mal adaptasi. Lamanya fase akut berduka biasanya antara 6 sampai 8 minggu (pada lansia waktunya dapat lebih lama) dan penyelesaian respon kehlangan atau berduka secara menyeluruh dapat memerlukan waktu sampai 3 tahun.

PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Faktor Predisposisi
a) Genetik
Menurut para ahli genetik, individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga mempunyai riwayat depresi, akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi proses kehilangan. Jadi bila anggot keluarga tersenbut mengalami prose kehilangan akan sulit baginya untuk keluar dari fase depresi.
b) Kesehatan jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang sedang mengalami gngguan fisik. Jadi respon seseorang dalam menghadapiproses kehlangan dipengaruhi oleh kondisi kesehatan jiwa.
c) Kesehatan mental
Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa, terutama yang mempunyai riwayat depresi ysng ditandai perasaan tidak brdaya, pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan.
d) Pengalaman kehilangan di masa lalu
Seseorang yang mengalami kehilangan yang traumatik atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi kemampuan individu tersebut dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa, orang tersebut akan sulit mencapai fase menerima.

2. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus dari perasaan kehilangan kesehatan, kehilangan fungsi seksualitas, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran dalam keluarga, kehilangan pisisi dalam masyarakat.

3. Perilaku
Seseoran yang mengalami kehilangan sering menggunakan mekanisme koping seperti: denial, represi, intelektualisasi, regresi, disosiasi, supesi dan proyeksi. Pada tahap depresi, seseorang ering menggunakan rehresi dan disosiasi secara belebihan dan tidak tepat.


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Berduka berhubungan dengan perasaan kehilangan, penghalang respon berduka dan kurangnya resolusi dari respon berduka sebelumnya
• Resiko tinggi tindakan kekerasan terhadap diri sendiri behubungan dengan depresi

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Berduka berhubungan dengan perasaan kehilangan, penghalang respon berduka dan kurangnya resolusi dari respon berduka sebelumnya ditandai dengan :
DS :
• klien mengatakan tidak merasa kehilagan
• klien mengatakan tidak punyaq selera makan.
• Klien mengatakan tidak lagi berminat melakukan aktivitas tertentu.
• Klien mengatakan sulit tidur dan sering mimpi buruk.
• Klien mengatakan tidak senang bila dibicarakan orang yang pergi tesebut.
DO:
• Klien tampak marah bila mendengar orang yang pergi yersebut dibicarakan .
• Klien tampak sering menyendiri dan menangis.
• Klien tampak tidak mampu mefokuskan perhatian pada aktivitas tertentu.
Tujuan
Menunjukkan rasa prgerakan kearah resolusi dari rasa duka dan harapan untuk masa depan, dengan kriteria:
Klien mengungkapkan ra kehilangan secaa terbuka.
Selera makan terbaik.
memiliki hasrat untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan cita-citanya.
Klien mengungkapkan rasa nyaman dalam menjalani aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Klien mampu membina relasi yang baik dengan orang-rang sekitanya (keluarga).
Ekspresi wajah klien tampak ceria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Graha DBS n Th3 Hack3r

AdsenseCamp